27/07/2024

Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono, saat menyampaikan sambutan dalam acara Gema Ramadhan Bank Syariah Indoesia (BSI) di Bandung, Senin, 3 April 2023.

INFOSYARIAH – Tingkat literasi dan inklusi perbankan syariah di Jawa Barat dinilai masih sangat rendah. Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Tahun 2022 mencatat, tingkat literasi keuangan syariah di jawa barat berada di angka 19,7%. Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono menjelaskan, tingkat litrasi adalah seberapa banyak masyarakat memahami produk-produk perbankan. Gampangnya, kata dia, pengetahuan mengenai produk-produk industri jasa keuangan dan risikonya.

“Untuk perbankan konvensional di Jawa Barat berada di angka 56%. Artiny, dari 100 orang ada 56 Orang yang paham terkait dengan literasi keuangan di konvensional. Sedangkan inklusi adalah berapa banyak masyarakat menggunakan produk-produksinya keuangan. Untuk konvensional di Jawa Barat mencapai sekitar 88%, artinya, dari 100 orang 88 orang sudah menggunakan produk perbankan konvensional,” ungkap Indarto saat menyampaikan sambutan dalam acara Gema Ramadhan Bank Syriah Indoesia (BSI) di Bandung, Senin, 3 April 2023.

Lalu bagaimana pertumbuhan Perbankan Syariah di Jawa Barat? Indarto mengatakan, jika konvensional berada di angka sekitar 56% perbankan syariah hanya berada di angka 19,7%. Sedangkan inklusi yang tercata 88% di konvensional, Indarto mengatakan,untuk syariah ada di angka 23,4%.

“Padahal jumlah penduduk Jawa Baratnya sekitar 55 juta, terbanyak seluruh Indonesia untuk tingkat provinsi. Berarti umat Islam juga banyak, tapi ternyata penggunaan Syariah itu belum optimal,” lanjutnya.

Hal itu, kata Indarto, harus jadi perhatian perbankan syariah di Jawa Barat untuk dapat menggerakan masyarakat untuk dapat lebih paham syariah. Menurutnya,Jawa Barat umat muslim terbanyak, tetapi terkait dengan bagaimana masyarakat menggunakan produk tabungan, bagaimana masyarakat memahami produk-produk Syariah, itu masih sangat terbatas.

“Ya karena memang dari sisi jumlah Bank Syariah juga yang ada itu jumlahnya jauh dengan konvensional. Tapi kita meskipun jumlah banknya kecil tetapi penduduk muslimnya banyak,” jelasnya.

Sementara itu, terkait pertumbuhan nasabah perbankan syariah di Jawa Barat dinilai cukup menggembirakan. OJK mencatat, tingkat pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat saat ini berada di angka 8,59%.

“Dari sisi dari sisi pertumbuhan, Syariah Alhamdulillah di zaman pandemi itu jauh lebih tinggi. Orang-orang mulai sadar mulai nih, uangnya banyak di konven maka banyak yang dipindahin ke Syariah,” ujar Indarto.

Maju tapi Kecil

Indarto mengatakan, di masa pandemi, perbankan syariah di Jawa Barat itu luar biasa tumbuh. Menurutnya, posisi sekarang saja untuk Jawa Barat pertumbuhannya itu mencapai 8,59. Padahal kalau perbankan konvensional, Lanjut Indarto, itu berada sekitar di angka 5%.

“Dana pihak ketiga juga tumbuh 7,71%, bahkan pembiayaannya yang di perbankan konvensional tubuh sekitar 11%, tapi kalau di perbankan syariah tuh tumbuhnya 18,6%, Alhamdulillah,” katanya.

Indarto menjelaskan, pertumbuhan perbankan syariah secara total tahun 2020, berada di angka 9,14% dan dan naik di tahun 2021 ke angka 9,35%. Sedangkan tahun 2022, lanjut dia, pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat, tumbuh 10,12%.

Namun demikian, Indarto mengigatkan, dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022, tingkat literasi keuangan syariah di jawa barat terbilang rendah. Dijelaskan, tingkat litrasi adalah seberapa banyak masyarakat memahami produk-produk perbankan. Gampangnya, kata dia, pengetahuan mengenai produk-produk industri jasa keuangan dan risikonya.

“Untuk perbankan konvensional di Jawa Barat berada di angka 56%. Artinya, dari 100 orang ada 56 Orang yang paham terkait dengan literasi keuangan di konvensional. Sedangkan inklusi adalah berapa banyak masyarakat menggunakan produk-produksinya keuangan. Untuk konvensional di Jawa Barat mencapai sekitar 88%, artinya, dari 100 orang 88 orang sudah menggunakan produk perbankan konvensional,” ungkap Indarto.

Lalu bagaimana pertumbuhan Perbankan Syariah di Jawa Barat? Indarto mengatakan, jika konvensional berada di angka sekitar 56% perbankan syariah hanya berada di angka 19,7%. Sedangkan inklusi yang tercata 88% di konvensional, Indarto mengatakan,untuk syariah ada di angka 23,4%.

“Padahal jumlah penduduk Jawa Baratnya sekitar 55 juta, terbanyak seluruh Indonesia untuk tingkat provinsi. Berarti umat Islam juga banyak, tapi ternyata penggunaan Syariah itu belum optimal,” lanjutnya.

Hal itu, kata Indarto, harus jadi perhatian perbankan syariah di Jawa Barat untuk dapat menggerakan masyarakat untuk dapat lebih paham syariah. Menurutnya,Jawa Barat umat muslim terbanyak, tetapi terkait dengan bagaimana masyarakat menggunakan produk tabungan, bagaimana masyarakat memahami produk-produk Syariah, itu masih sangat terbatas.

“Ya karena memang dari sisi jumlah Bank Syariah juga yang ada itu jumlahnya jauh dengan konvensional. tapi kita meskipun jumlah banknya kecil tetapi penduduk muslimnya banyak,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *