10/12/2024

Merencanakan keuangan pribadi dan keluarga kadang perlu mengubah pola pikir kita, dimulai dengan mengatur arus kas, membuat tujuan keuangan di masa mendatang, menyusun prioritas-prioritas dalam hidup lalu menerapkanya dengan perencanaan keuangan syariah.

Ciri-ciri perencanaan keuangan syariah, bahwa proses yang dilakukan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dah berorientasi pada dunia akhirat. Antara lain mengatur arus kas, membuat tujuan keuangan, menggunakan produk-produk syariah, dan perencanaan waris.

Misalnya dalam pengaturan Arus Kas, kita harus memasukan alokasi untuk zakat, memprioritaskan pembayaran utang jika punya, dan mengalokasikan investasi masa depan secara rutin.

Kemudian, tujuan keuangan harus sesuai prioritas yang di ajarkan dalam Islam. Misalkan, menunaikan ibadah haji harus lebih diprioritaskan dari jalan – jalan ke luar negeri, dan menyiapkan dana sekolah anak harus lebih diprioritaskan dari tujuan ganti mobil.

Selanjutnya, dalam mencapai tujuan keuangan harus menggunakan produk-produk investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Contohnya, sukuk, deposito syariah, atau reksadana syariah, dan yang terakhir perencanaan keuangan sebaiknya mencakup perencanaan waris, sehingga perencanaan waris harus mengikuti aturan waris dalam Islam, karena perencanaan keuangan syariah terkait dengan tujuan hidup maka harus berencanakan sebaik mungkin, diawali dengan menikah, memiliki anak, membeli rumah, memiliki kendaraan pribadi, naik haji, pergi liburan, pendidikan anak, kemudian masa pensiun. Seluruh siklus kehidupan tersebut membutuhkan biaya masing – masing. Disinilah pentingnya perencanaan keuangan syariah.

Tetapi jangan lupa bahwa biaya hidup hari ini tidak sama dengan biaya hidup yang akan datang karna adanya Inflasi. Contoh, di tahun 2002 uang Rp. 1000,- dapat membeli air susu satu gelas penuh, tahun 2008 dengan nilai yang sama hanya dapat setengahnya dan di tahun 2016 kemungkinan hanya dapat seperempatnya saja atau tidak mendapatkan apa – apa. Jadi inflasi adalah suatu proses peningkatan harga – harga secara umum dan terus – menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat di sebabkan oleh beberapa faktor.

Sejatinya, kita tidak perlu pandai mengatur uang tetapi kita hanya perlu pandai mengatur diri sendiri dengan menggunakan uang. Kita tidak bisa mengatur harga bahan makanan akan tetapi kita bisa mengatur menu makanan kita. Kita tidak bisa mengatur tariff harga listrik dan BBM tetapi kita bisa mengatur pemakaiannya. Kita pun tidak bisa mengatur biaya pendidikan anak kita tetapi kita bisa menyiapkan dananya sedini mungkin.

Banyak hal kecil berdampak besar pada keuangan kita, seperti mengajarkan anak ke kamar mandi sejak dini dapat menghemat biaya popok, mengatur pola makan dan olahraga rutin dapat menghemat biaya kesehatan bahkan dengan berhenti merokok bisa menghemat uang untuk biaya di masa mendatang.

Mari bedah arus kas kita, aturlah uang maksimal cicilan utang sebesar 35% dari total pendapatan untuk investasi maksimal 30% dari pendapatan, alokasikan untuk membayar zakat minimal 2,5% – 10% dari pendapatan anda, untuk hiburan dan biaya hidup alokasikan maksimal 20% dari pendapatan. Untuk biaya hidup maksimal 40% dari total pendapatan anda. Bagaimana kalau defisit? Solusinya ada dua, Tambah Penghasilan atau kurangi pengeluaran anda jika bisa di lakukan keduanya itu lebih baik. Setelah itu saatnya mengoptimalkan dana untuk investasi baik berupa harta benda atau di sektor keuangan. Tetapi jangan lupa harus sesuai dengan prinsip – prinsip syariah.

Mari merencanakan masa depan yang sejahtera dengan mengatur keuangan kita dengan cara Islami.

Sumber: http://www.ekonomisyariah.org

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *