02/05/2024

INFO SYARIAH – Kinerja dari industri Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Hal ini terlihat dari Data kinerja BPR Syariah yang di keluarkan oleh Bank Indonesia dimana pada tahun 2023 lalu, ekonomi dan keuangan syariah Indonesia mencatat pertumbuhan positif.

Pertumbuhan ini didukung oleh sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) yang tumbuh sebesar 3,93 persen (yoy). Dimana Sektor HVC, yang mencakup pertanian, makanan minuman halal, Pariwisata Ramah Muslim (PRM), dan fesyen muslim ini memberikan kontribusi hampir 23 persen terhadap ekonomi nasional.

“Selama dua dekade pengembangan keuangan syariah nasional, sudah banyak pencapaian kemajuan, baik dari aspek lembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah,” kata Ketua Umum Kompartemen BPR Syariah Asbisindo Cahyo Kartiko dalam kegiatan tasyakuran Hari BPR SYARIAH tahun 1445H di Bumi HIK Parahyangan Bandung. Rabu 3 April 2024.

Cahyo menuturkan, tahun lalu asset BPR Syariah secara nasional telah bertumbuh 14,98% menjadi Rp. 23,18 trilyun yang didukung oleh pertumbuhan Pembiayaan yang berhasil disalurkan kepada Masyarakat sebesar 17,84% menjadi Rp. 17,03 trilyun dan Dana Pihak Ketiga tumbuh 13,56% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Disamping itu, beberapa indikator keuangan juga menunjukkan kinerja yang baik, dimana rasio kecukupan permodalan mencapai 23,21%, rasio NPF 6,49% dan rasio rentabilitas BOPO sebesar 85,79%,” kata Cahyo.

Namun, kita tidak bisa menutup mata karena
disamping peluang pertumbuhan industri yang semakin baik, BPR Syariah juga menghadapi tantangan dan ancaman akibat perubahan kondisi eksternal yang dihadapi.

“Tiga tantangan itu yakni, adanya perubahan ekosistem global dan nasional berupa perubahan perilaku masyarakat, inovasi produk dan perkembangan digital ekonomi. Kemudian dampak pandemi Covid19 dan
persaingan usaha diantara lembaga keuangan pada segmen menengah kecil dan mikro, seperti fintech lending, Unit Mikro Bank Umum , laku pandai dan yang terbaru adalah kehadiran bank digital,” Kata Cahyo.

Selain itu, tuturnya, terdapat tantangan dan isu strategis yang dihadapi industri BPR SYARIAH yakni Permodalan, dimana sebagian besar populasi BPR SYARIAH dalam kategori BPR skala kecil, Infrastruktur TI yang relative terbatas dan adanya potensi risiko baru sebagai dampak perkembangan pemanfaatan TI melalui kerjasama dengan pihak lain.

“Untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk penguatan struktur dan keunggulan kompetitif, akselerasi transformasi digital, peningkatan peran perbankan terhadap ekonomi daerah dan penguatan perijian, pengaturan serta pengawasan BPR Syariah,” tegas Cahyo.

BPR Syariah Sahabat UMKM

Cahyo menuturkan, Kompartemen BPR Syariah Asbisindo tentu akan mendukung berbagai upaya pengembangan ekonomi syariah ditanah air yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun otoritas.

Diantaranya, ujarnya, adalah apresiasi dan dukungan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah meluncurkan roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027.

Roadmap ini, jelas Cahyo, adalah membawa visi Mengembankan perbankan syariah yang sehat, efisien, berintegritas dan berdaya saing tinggi, serta berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional untuk mencapai kemaslahatan masyarakat.

Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia ini membawa enam arah pengembangan yang terdiri dari pertama, penguatan Struktur dan Ketahanan Industri Perbankan Syariah, kedua Akselerasi Digitilisasi Perbankan Syariah dan ketiga adalah Penguatan Karakteristik Perbankan
Syariah.

“Selain itu yang keempat adalah Peningkatan Kontribusi Perbankan Syariah dalam Perekonomian Nasional, Sinergi Ekosistem Ekonomi Syariah dan keenam yakni Penguatan Pengaturan, Perizinan, Dan Pengawasan Perbankan Syariah,” tegasnya.

“Penetapan Hari BPR SYARIAH pada 17 Ramadan merupakan salah satu momentum industri BPR SYARIAH yang selaras dengan Roadmap tersebut khususnya berkaitan dengan arah pengembangan melalui Penguatan Identitas Perbankan Syariah,” imbuhnya.

Cahyo menuturkan, melalui berbagai kajian dan diskusi, diantaranya Kajian Pengembangan dan Pendalaman Pasar Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah dilakukan oleh KNEKS telah memberikan rekomendasi agar BPR SYARIAH memposisikan diri sebagai Bank Komunitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Community Bank for Micro, Small, and Medium Enterprises).

“Untuk itu kami berusaha untuk mewujudkan dalam bentuk penguatan identitas BPR Syariah dengan melaunching tag line BPR Syariah Sahabat UMKM,” tegasnya.

Selanjutnya, kata Cahyo, adalah menyusun model bisnis yang menawarkan produk dan layanan yang memiliki value syariah tinggi dan inovatif dengan mengutamakan nasabah UMKM berbasis komunitas melalui berbagai bentuk kolaborasi.

“Kolaborasi yang dilakukan pada hari BPR SYARIAH antara Kompartemen BPR SYARIAH Asbisindo dengan Para Stake holder UMKM untuk Bersama-sama melaksanakan kegiatan sosialisasi, edukasi, literasi keuangan syariah dan penguatan ummat serta pemberdayaan usaha mikro dan kecil di Indonesia ” katanya.

Cahyo menegaskan, penguatan ummat dan pemberdayaan usaha mikro dan kecil juga merupakan salah satu bentuk dukungan dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil dan berkelanjutan serta merupakan perwujudan pelaksanaan program sosialisasi, edukasi & literasi perbankan syariah di tanah air.

Disinggung tentang Tasyakuran Hari BPR SYARIAH yang diperingati setiap 17 Ramadan dimana tahun ini bertepatan dengan tanggal 3 April 2024, Cahyo menuturkan Tanggal 17 Ramadhan dipilih sebagai Hari BPR SYARIAH karena memiliki makna historis yang sangat kuat bagi BPR SYARIAH yakni pada tanggal tersebut bersamaan dengan diturunkannya ayat al quran yang pertama kali oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad dan juga bersamaan dengan tanggal berdirinya Asosiasi Bank Syariah Seluruh Indonesia (Asbisindo) pada tanggal 17 Ramadhan 1412 H /31 Maret 1992 di Kota Bandung oleh 5 BPR SYARIAH yang menjadi assytirull al awalin dari industri BPR SYARIAH di tanah air.

Menurutnya, tasykuran Hari BPR Syariah juga, merupakan salah satu bentuk dari rasa Syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah kita terima diantaranya adalah pertumbuhan industry BPR Syariah di tanah air yang menggembirakan.

“Kali ini kita mengambil tema Membangun Sinergian Mengakselerasi Pertumbuhan BPR Syariah dalam menghadapi Tantangan Era Digital dan Pasca Pengesahan UU P2SK”, katanya.

“Alhamdulillah tasyakuran Hari BPR SYARIAH tahun ini telah diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan yang meliputi Tabligh Akbar bersama Ustad Aam Amirudin, kemudian pemasangan Spanduk Milad di seluruh jaringan kantor BPR SYARIAH, bakti Sosial Milad Hari BPR Syariah dan Jamaah Tilawah / Khotmil Qur’an,” katanya.

“Atas nama pengurus Kompartemen BPR SYARIAH Perkumpulan Asbisindo kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah baik pusat maupun daerah, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia ,
ICMI, Majelis Ulama Indonesia, KNEKS, Lembaga Penjamin Simpanan, Bank Umum Syariah/UUS dan Lembaga-Lembaga Pendidikan, Hipmikindo serta rekan-rekan dari media yang telah berjuang bersama-sama memajukan ekonomi syariah di tanah air,” katanya.

Tak lupa, kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ibu Pengurus DPP dan DPW Kompartemen BPR SYARIAH Asbisindo, Wabil khusus kepada Pak Roni Pahrul sani beserta Panitia Pelaksana dari Kompartemen BPR SYARIAH Asbisindo DPW Jawa Barat yang telah mempersiapkan acara tasyakuran Tasyakuran hari BPR SYARIAH tahun 2024 ini dengan sangat baik.

“Juga kepada Keluarga Besar BPRS HIK Parahyangan yang berkenan menjadi sahibul bayt acara Tasaykuran ini. Direksi, Komisaris dan pemegang saham BPR SYARIAH seluruh Indonesia yang telah bersedia menginfakkan waktu, tenaga dan biaya dalam mendukung pelaksanaan program-program kerja Kompartemen BPR SYARIAH baik di pusat maupun di daerah,” pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *